Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Daftar Raja Muna

Raja-Raja Muna La Eli alias Baidhuldhamani Gelar Bheteno Ne Tombula,alias Remang Rilangiq (Menjadi Raja Luwuk Purba sebagai Soloweta Raja = Raja Pengganti di Kerajaan Luwuk Purba Menggantikan Sawerigading (1371 – 1395). La Patola/ La Aka / Kaghua Bangkano Fotu Gelar Sugi Patola ( 1395 – 1420). La Mbona Gelar Sugi Ambona ( 1420 – 1455) La Patani gelar Sugi Patani ( 1455 – 1470) Sugi La Ende (1470-1501) Sugi Manuru gelar Omputo Mepasokino Adhati( 1501-1517) Lakilaponto Alias Murhum di Buton atau La Tolalaka di Kendari ( 1517 -1520), Menjadi Sultan Buton I dengan nama Sultan Kaimuddin Khalifatul Khamis (1520-1564) La Posasu gelar Kobangkuduno ( 1520-1551). Rampeisomba gelar Karawawono ( 1551-1600). Titakono ( 1600- 1625 ) La Ode Sa’adudin ( 1625-1626 ) La Ode Ngkadiri gelar Sangia Kaindea ( 1626-1667) Wa Ode Wakelu ( 1667-1668). La Ode Muh. Idris. (Soloweta Raja 1668-1671). La Ode Abd. Rahman gelar Sangia Latugho ( 1671-1716 ) La Ode Husaini gelar Omputo Sangia ( 1716-1758, 1764-1767) La

Sejarah Awal Terbentuknya Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra)

Sejarah Awal Terbentuknya Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Terbentuknya Sulawesi Tenggara tidak terlepas dari peran Kesultanan Buthuuni (Baca Buton), wilayah Sulawesi Tenggara saat ini sebagian besar merupakan wilayah Kesultanan Buthuuni. Cikal bakal terbentuknya Sulawesi Tenggara diawali dengan ditandatanganinya Kortoverklaring pada tanggal 8 April 1906 yang diajukan oleh Residen Brugman untuk ditanda tangani Bersama diatas Kapal Perang Belanda de Ruyter pihak Kesultanan Buthuuni diwakili oleh Sultan Adil Rahim Muhammad Asikin (sultan ke-33). Kontrak Perjanjian itu pada intinya menyatakan bahwa Kesultanan Buthuuni telah mengakui bernaung dibawah kekuasaan Hindia Belanda, walaupun pemerintahan kesultanan masih tetap sepenuhnya dijalankan oleh Sultan Buthuuni. Pemerintah Hindia Belanda hanya menempatkan seperangkat personil administrasi dengan sejumlah pasukan seperlunya sebagai wakilnya di Kesultanan Buthuuni. Namun Kontrak Perjanjian itu menurut Belanda sudah merupakan kesepa

Sejarah Awal Terbentuknya Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra)

Sejarah Awal Terbentuknya Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Terbentuknya Sulawesi Tenggara tidak terlepas dari peran Kesultanan Buthuuni (Baca Buton), wilayah Sulawesi Tenggara saat ini sebagian besar merupakan wilayah Kesultanan Buthuuni. Cikal bakal terbentuknya Sulawesi Tenggara diawali dengan ditandatanganinya Kortoverklaring pada tanggal 8 April 1906 yang diajukan oleh Residen Brugman untuk ditanda tangani Bersama diatas Kapal Perang Belanda de Ruyter pihak Kesultanan Buthuuni diwakili oleh Sultan Adil Rahim Muhammad Asikin (sultan ke-33). Kontrak Perjanjian itu pada intinya menyatakan bahwa Kesultanan Buthuuni telah mengakui bernaung dibawah kekuasaan Hindia Belanda, walaupun pemerintahan kesultanan masih tetap sepenuhnya dijalankan oleh Sultan Buthuuni. Pemerintah Hindia Belanda hanya menempatkan seperangkat personil administrasi dengan sejumlah pasukan seperlunya sebagai wakilnya di Kesultanan Buthuuni. Namun Kontrak Perjanjian itu menurut Belanda sudah merupakan kese