File System Terdistribusi
FILE SISTEM TERDISTRIBUSI
1. Pengertian dan Tujuan File Sistem Terdistribusi
File Sistem Terdistribusi ( Distributed File System , disingkat) adalah file sistem yang mendukung sharing files dan resources dalam bentuk penyimpanan persistent di sebuah network.
Tujuan utama dari sistem file terdistribusi yaitu mencontoh fungsi dari sistem file non‐terdistribusi pada program klien yang berjalan di komputer‐komputer dalam suatu jaringan. Dimulai dengan pembahasan mengenai sistem storage terdistribusi dan non‐terdistribusi. Sistem file awalnya dikembangkan untuk sistem komputer terpusat dan komputer desktop sebagai fasilitas sistem operasi yang menyediakan antarmuka pemrograman yang bagus dalam storage disk. Setelah itu, mereka menambahkan fasilitas seperti kontrol akses dan mekanisme file‐locking yang membuatnya menjadi lebih berguna dalam pengiriman data dan program. Sistem file terdistribusi mendukung pengiriman informasi dalam bentuk file dan sesumber hardware dalam bentuk storage lewat intranet. File service yang telah dirancang dengan baik menyediakan akses ke file yang disimpan pada server dengan performance yang sama atau bahkan lebih baik dari file yang disimpan pada local disk. Desainnya disesuaikan dengan performance dari jaringan lokal dan oleh karena itulah menjadi yang paling efektif dalam menyediakan pengiriman storage untuk digunakan di intranet.
2. Pengenalan File Service
• File service adalah suatu perincian atau pelayanan dari file system yang ditawarkan pada komputer client. Suatu file server adalah implementasi dari file service dan berjalan pada satu atau lebih mesin.
• File itu sendiri berisi dari nama, data dan atribut file seperti kepemilikan file, ukuran, waktu pembuatan file dan hak akses file. File sistem merupakan mekanisme penyimpanan on-line serta untuk akses, baik data maupun program yang berada dalam sistem operasi.
3. Karakteristik dari File System
• File Sistem adalah bertanggung jawab untuk pengorganisasian, penyimpanan, pencarian keterangan, penamaan, sharing atau pembagian dan protection atau perlindungan dari file-file.
• File berisi dari dua bagian penting yaitu data dan atribut. File sistem didesain untuk menyimpan dan mengatur banyak dan besar file dengan fasilitas untuk membuat, memberi nama dan menghapus file. File system juga bertanggung jawab untuk pengontrolan dari akses file, akses terbatas ke file oleh user yang berhak dan tipe-tipe dari akses yang diminta.
4. Operasi pada file (=data + atribut)
· Create / delete
· Query / Modifikasi Atribut
· Open / Close
· Read / Write
· Akses Kontrol
5. Organisasi penyimpanan
· Struktur direktori (hirarki, pathname)
· Metadata (pengaturan informasi file) : atribut file, informasi struktur direktori,dll
6. Atribut File
File adalah kumpulan informasi berkait yang diberi nama dan direkam pada penyimpanan sekunder. Atribut file terdir dari :
1. Nama
– Merupakan satu-satunya informasi yang tetap dalam bentuk yang bisa dibaca oleh manusia (human readable form)
2. Type
– Dibutuhkan untuk sistem yang mendukung beberapa tipe berbeda
3. Lokasi
– Merupakan pointer atau penunjuk ke device dan lokasi file pada device tersebut berada
4. Ukuran (Size)
– Ukuran file pada saat itu, baik dalam byte, huruf ataupun blok
5. Proteksi
– Informasi mengenai kontrol akses, misalnya siapa saja yang boleh membaca, menulis dan mengeksekusi file
6. Waktu, tanggal dan identifikasi pengguna
– Informasi ini biasanya disimpan untuk :
• – Pembuatan file
• – Modifikasi terakhir yang dilakukan pada file
• – Penggunaan terakhir file
7. Struktur File System
• Modul direktori : menghubungkan nama file dengan ID file
• Modul File : menghubungkan ID dengan file tertentu
• Modul Akses Kontrol : memeriksa permission utuk operasi yang diminta
• Modul Akses File : read / write data file atau atribut
• Modul Blok : akses dan alokasi blok disk
• Modul Perangkat : disk I/O dan buffering
8. Komponen File service
Komponen-komponen file service adalah terdiri dari :
– File Service
– Pengoperasian dari masing-masing file.
– Directory Service
– Management atau pengaturan direktori
– Naming Service
– – Location Independence :
– File dapat dipindahkan tanpa penggantian nama
– – Hal yang umum untuk penamaan file dan directori :
– Mesin + nama path e.g / machine / path atau machine : path
– Mounting File sistem secara remote kedalam hirarki local file.
– Single name space yang sama pada semua mesin.
– – Dua level penamaan :
– Nama simbolik yang dilihat user dan nama binary yang dilihat oleh sistem.
9. Kebutuhan file sistem terdistribusi
1. Transpansi
Keseimbangan antara flesibilitas dan skalabilitas terhadap kompleksitas dan performansi dalam desainnya.
2. Update file konkuren
Perubahan pada sebuah file oleh seorang klien seharusnya tidak menganggu operasi dari
klien lain yang pada saat bersamaan mengakses atau mengubah file yang sama.
3. Replikasi file
Beberapa file service mendukung penuh replikasi, tetapi kebanyakan mendukung caching file atau portion file secara lokal, bentuk replikasi yang terbatas.
4. Ke‐heterogen‐an sistem operasi dan hardware
Antarmuka service sebaiknya didefinisikan sehingga software klien dan server dapat diimplementasikan untuk sistem operasi dan komputer yang berbeda.
5. Toleransi kesalahan
Server bisa menjadi stateless, sehingga dapat di‐restart dan service di‐restore kembali setelah mengalami failure tanpa perlu me‐recover state sebelumnya.
6. Konsistensi
Ketika file‐file direplikasi atau di‐cache pada site yang berbeda, ada delay yang tak bisa dihindari pada propagasi modifikasi dari satu site ke set lain yang membawa copy, dan ini bisa menghasilkan beberapa deviasi dari one‐copy semantic.
7. Keamanan
Secara virtual, semua sistem file menyediakan mekanisme kontrol akses berdasarkan kegunaan dari daftar kontrol akses.
8. Efisiensi
File service terdistribusi sebaiknya menawarkan fasilitas yang paling tidak, sama bagusnya dengan yang ditemukan pada sistem file konvensional, dan sebaiknya mendapat level performance yang dapat diperhitungkan.
Komentar
Posting Komentar