Tanggung Jawab Mahasiswa
LA ODE RAHMAT PUTRA RUSTAMAN
NPM: 54412151
KELAS: 1IA03
Tanggung Jawab Mahasiswa
Pendahuluan
Secara
konvensional dapat disebut mahasiswa adalah merupakan generasi muda yang
belajar dan beraktifitas di Perguruan Tinggi. Penegasan bahwa mahasiswa
merupakan orang-orang yang belajar di Perguruan Tinggi jelas menempatkan posisi
mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat PerguruanTinggi, yang merupakan tempat
segala bentuk ilmu diproduksi. Makanya kita juga sering mendengar
mahasiswa disebut sebagai masyarakat ilmiah; masyakat ilmu pengetahuan;
masyarakat intelektual dan lain sebagainya.Sebagai bagian dari masyarakat ilmu
pengetahuan tentu sejatinya tugas utama mahasiswa adalah belajar dan merangkai
ilmu sesuai dengan tujuan ilmu untuk menjadi “rahmat” bagi kehidupan. Sebab,
tidak ada yang membantah bahwa hanya dengan ilmu pengetahuan lah kehidupan
ini dapat dijalankan secara maksimal. Begitu juga besar pengharapan masyarakat
ke kampus-kampus untuk mendidik anak-anak mereka menjadi orang yang
berilmu pengetahuan, yang diharapkan mampu melakukan perbaikan dalam kehidupan
ini dan menaikan status sosial keluarga. Selain itu, menarik untuk dikemukan
selain tugas utama mahasiswaadalah belajar juga harus diakui bahwa mahasiswa
juga merupakan bagian dariwarganegara bangsa ini yang memiliki hak dan
kewajiban yang sama dengan warganegara lainnya, yaitu hak untuk berbicara, hak
untuk mendapatkan keadilandan tentu hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
Adanya kesadaran bahwa mahasiswa selain sebagai pelajar dan sekaligus
bagian dari warga negara inilah diharapkan sikap ideal dalam memenuhi tugas dan
tanggung jawabnya mahasiswa.
Tugas dan Tanggung Jawab
Mahasiswa
sebagai masyarakat intelektual dan sekaligus sebagai warga negara tentu saja
memiliki tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan.Sebab, idealnya mahasiswa
dituntut bukan hanya untuk cerdas dalam belajar tetapi lebih dari pada itu juga
harus kritis terhadap kenyataan sosial yang ada.Kenyataan inilah, makanya
mahasiswa disebut sebagai
agent of
change
meminjam
istilah Auguste Comte atau
agent of
modernization
dalam
istilah lainAli Syariati
.
Sebab,
secara regeneratif segala bentuk kenyataan yang ada hari ini
pasti
diwariskan kepada mahasiswa yang memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
penggagas ide bagi kemajuan kehidupan sosial dan berbangsa. Sejarah juga
mencatat bahwa peran mahasiswa juga sangat besar dalam proses reformasi
kehidupan berbangsa. Untuk menyebut misalnya beberapa peristiwa penting
reformasi negara-negara juga diperankan oleh mahasiwa, diantaranya seperti Juan
Peron di Argentina tahun 1955; Perez Jimenez di Venezuela tahun 1958; Soekarno
di Indonesia tahun 1966; Ayub Khan diPaksitan tahun 1969; Reza Pahlevi di Iran
tahun 1979; Chun Doo Hwan di Korea Selatan tahun 1987; Ferdinand Marcos di
Filipinan tahun 1985 dan Soeharto diIndonesia tahun 1998.
1
Tentu saja
kita harus jujur mempertanyakan, mampukan mahasiswa-mahasiswa hari ini untuk
menunaikan tugas dan tanggung jawabnya itu, terutama ketika pragmatisme dan
materialisme merasuki dunia kampus yang membuahkan sikap anarkisme? Tampaknya
kenyataan menunjukkan bahwa beberapa tahun terakhir ini, terutama ketika pasca
reformasi tugas dan tanggung jawab ini seakan terabaikan mahasiswa. Sebab,
harus kita sesalkan bahwa media masa, baik cetak atupun elektronik hanya
melaporkan sikap anarkisme yang diiklan para mahasiswa, yang justeru terkesan
mengotori semangat reformasi yangdigaungkan.Kenyataan ini tentu tidak dapat
kita pungkiri bahwa bukan hanya secara projetatif media masa menyebutkan
adanya anarkisme itu di kalangan mahasiswa,tetapi kenyataan menunjukkan kepada
kita justeru hampir setiap kampus kita menyaksikan itu bahwa itu benar-benar
ada. Hal ini adalah sesuatu yang sangat kontradiktif dengan tugas utama
mahasiswa sebagai masyarakat kampus, yang seharusnya tugasnya belajar untuk
menjadi calon-calon ilmuan. Namun, justeru lebih banyak mengabiskan waktunya
hanya untuk melakukan hal-hal yang tidak relevan dengan keilmuan yang
diajarkan di Perguruan Tinggi.Tampaknya, kita harus menegaskan kembali tugas
primer mahasiswa meminjam istilah Arief Budiman bahwa “mahasiswa adalah orang
yang belajar disekolah tingkat Perguruan Tinggi untuk mempersiapkan dirinya
bagi suatu keahlian tingkat sarjana. Itulah yang pertama dan utama tugas bagi
para mahasiswa.
Bahwa dia
juga aktif sebagai aktifis atau senang pada kesenian, itu adalah fungsi
sekundernya. Demikian juga bila dia senang pada persoalan- persoalan
politik, itu adalah fungsi sekundernya, yang pertama dan yang utama tugasnya
ialah mempersiapkan diri untuk suatu keahlian tertentu”.
Berdasarkan
kenyataan ini, tentu saja semua kita akan sepakat apa yang disebut Arief
Budiman bahwa tugas utama mahasiswa adalah belajar. Namun,
kenyataan
menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran dari tugas primer menjaditugas
skunder dan sebaliknya tugas skunder menjadi primer. Atau dalam kenyataan lain
kita juga menyaksikan justeru adanya kesan
over fuction
mahasiswa
menjadi agen-agen kepentingan tertentu sehingga mengabaikan
tugas primernya untuk belajar.Pada dasarnya, tidak diragukan lagi bahwa
tanggung jawab terhadap kenyataan kehidupan itu juga merupakan bagian dari
tanggung jawab mahasiswa untuk ikut berpartisipasi dalam kehidupan bangsa ini.
Tampaknya, beberapa gejolak yang terjadi di kampus—secara positif dapat
dikatakan—hal itu juga merupakan bagian dari ungkapan dari tanggung jawab
mahasiswa terhadap bangsa ini.
Namun,
gejolak itu tentu saja idealnya tanpa harus dimuati anarkisme. Sebab, anarkisme
bukanlah dari jati diri mahasiswa yang sesungguhnya dan justeru kita melihat
adanya kesan “tumpangan” politik pihak- pihak tertentu di dalamnya, yang
terkadang disadari atau tidak oleh mahasiswadijadikan sebagai alat
pressure
group
(group
penekan) untu memuluskan kepentingan tertentu.Idealnya tentu saja menurut Jusuf
A Feisal adalah bahwa mahasiswa dalam konteks tanggung jawab ini minimal harus
mampu menuntut dan membantu mahasiswa dalam usaha memenuhi hal-hal: a)
pengembangan pemikiran dan penalaran mahasiswa (
structured
ideas and reasoning
); b)
minatdan kegemaran mahasiswa (
student
interest
); dan c)
kesejahteraan mahasiswa(
student
walfar
e).
4
Karena
memang ketiga hal ini seharusnya menjadi fokus utama mahasiswa sebagai
penunjang setiap aktifitas yang dilakukan, baik itu dalam proses pemenuhan
tugas ataupun tanggung jawabnya.Untuk itu, sejatinya mahasiswa harus menjadi
insan-insan yang visioner ,
5
yaitu
manusia yang berwawasan ke depan, yang berani bermimpi untuk membentangkan
cita-cita yang luhur sejalan dengan semangat keilmuan yang diterimanya di
kampus. Bagi orang yang visioner mimpi menjadi energi dahsyat untuk
menggerakkannya menjadi kondisi luar biasa yang sesuai dengan mimpinya. Sebab
itu, visioner juga artinya tidak bergantung kepada orang lain,yaitu mandiri
dalam berpikir dan mandiri dalam bertindak, itu semua dibentuk didalam kampus
dan tentu saja berakhlak luhur merupakan inti dari semua itu.
Penutup
Dengan
demikian, dapat ditegaskan bahwa tugas primer mahasiswa adalah belajar secara
serius dengan mentotalkan diri. Hal ini berkaitan khusus
dengan
entitas mahasiswa yang merupakan calon-calon ilmuan, yaitu orang-orang yang
bekerja dengan ilmu. Sedangkan tanggung jawab mahasiswa sebagai bagian
dari bangsa ini, tentu saja harus berperan aktif dalam menyuarakan kepentingan
kehidupan berbangsa, terutama lagi bagi perbaikan kehidupan sosial kemasyarakatan.
Komentar
Posting Komentar